Tak Berkategori

Kapolres Serang Tekankan Karakter dan Gaya Kepemimpinan dalam Pelayanan Publik Inovatif ke Sespimmen Polri

SERANG, Kapolres Serang AKBP Condro Sasongko kembali dipilih menjadi pemateri pembekalan kepada siswa Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Angkatan 65 Sespim Lemdiklat Polri, yang disampaikan melalui video conference, Selasa (12/9/2025).

Berbeda dengan sebelumnya, pemberian materi pembekalan dalam kuliah umum yang diikuti 150 siswa dari kepolisian dan 14 siswa dari TNI bertemakan tentang “Pelayanan Publik yang Inovatif di Lingkungan Polri”.

Dalam kesempatan itu, Kapolres menjelaskan masalah inovasi dan inovatif. Menurut Condro, dua kata tersebut adalah dua hal yang berbeda, inovasi adalah kata benda dan inovatif adalah kata sifat.

“Jadi kalau kita berbicara Inovatif, kita tidak bicara gagasan baru atau ide-ide baru, cara membuat atau berbuat, tapi bagaimana membangun sifat dan karakter yang bisa diterima oleh semua lapisan di tempat kita memimpin. Tapi Inovatif mampu membangun inovasi-inovasi yang ada di lingkungan sekitar, utamanya di tempat kita bekerja,” kata Condro Sasongko.

“Jadi hal pertama untuk kita lakukan menjadi polisi yang inovatif itu bukan membangun sistem, membangun infrastruktur tapi membangun karakter. Ini harus jelas dulu nomenklaturnya. Jadi inovatif itu adalah membangun karakter,” katanya.

Condro mengatakan hal pertama yang dia lakukan sejak menjabat Kapolres Serang adalah belanja masalah yang ada di masyarakat. Kemudian mengidentifikasi masalah tersebut yang menjadi prioritas untuk merumuskan tindakan yang akan dilakukan.

“Jadi hal-hal utama ini yang kemudian saya profiling, saya jadikan sebagai pelaksanaan dinas saya yang pertama,” jelasnya.

Dari sanalah dirinya mempunyai inovasi mencetuskan program ‘Ngariung Iman Ngariung Aman’. Program ini merupakan sarana silaturahmi, menampung masalah warga hingga memberikan solusi secara cepat.

Dalam penjelasannya, program Ngariung Iman Ngariung Aman merupakan inovasi berkumpul bersama masyarakat dan sangat efektif dalam merubah citra Polri di mata masyarakat dan mendapat respons positif yang luar biasa.

“Dari program ini, satu hari selesai satu masalah, satu hari 2 titik kegiatan tercapai. Jadi setiap hari saya harus duduk di 2 lokasi berbeda, entah itu di poskamling, Koramil, balai desa, lokasi bencana atau di tempat dua orang yang berseteru. Dan permasalahan itu harus saya selesaikan saat itu juga,” jelasnya.

Dampak keluar dari inovasi yang sudah berjalan ini, kata Kapolres, masyarakat akan lugas menyampaikan permasalahannya aspirasinya atau pendapatnya.

“Selain itu, kita lebih mudah diterima di seluruh kalangan masyarakat, bukan sebagai Kapolres tapi sebagai teman, sahabat atau teman curhat yang baik,” tegasnya.

“Jadi ini efektif dalam merubah citra Polri dari yang awalnya ditakuti, kini polisi malah ditunggu kehadirannya oleh masyarakat, sehingga lebih mudah mendapatkan informasi dan tidak mudah dipecah belah,” jelasnya.

Lebih lanjut Condro Sasongko menjelaskan soal dampak ke dalam dari program Ngariung Iman Ngariung Aman ini, yaitu semangat kerja meningkat, terjalinnya kerjasama tim, target kinerja tercapai, tepat waktu tepat tempat tepat sasaran dan pekerjaan menjadi hobi.

“Jadi ketika pekerjaan itu sudah menjadi hobi, tentunya akan kita rawat dengan baik. Kita tidak mau kehilangan, kita ikhlas dan senang melaksanakannya,” tandasnya.

Kapolres menjelaskan dirinya memiliki prinsip bahwa menjadi polisi bukanlah pekerjaan atau kredibilitas tapi satu kelebihan dari kehidupan yang dijadikan hobi, sehingga senang melaksanakanya.

“Jadi inovatif bukan membuat apa, tapi seperti apa, apa yang bisa diperbuat, bagaimana cara membuatnya dan untuk apa. Ini terkait gaya dan rasa, jadi bagaimana gaya kepemimpinan yang baik disesuaikan dengan tempat masing-masing yang bisa dirasakan semua lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan. Itulah inovatif yang sebenarnya,” tegas Condro.

Terakhir Condro Sasongko mengingatkan para siswa agar jangan takut melepaskan. Selama itu bukan oksigen, kita akan hidup dan bertahan. Dikatakan, sebagai seorang pemimpin harus memiliki 3 hal, yang pertama jangan pelit, turunkan ego, dan mudah memaafkan.

“Ini hanya sekedar masukan, seorang pemimpin jangan pelit, turunkan ego, dan mudah memaafkan. Jangan takut miskin, jangan takut wibawamu terganggu, dan seorang pemimpin jangan jadi pendendam,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *